Apa Itu Osteoarthritis Lutut

Apa itu Osteoarthritis lutut



Osteoarthritis masih merupakan istilah yang kurang populer di masyarakat awam. Osteoarthritis atau lebih mudahnya disingkat OA merupakan suatu kondisi sendi yang sangat umum ditemukan terutama pada usia lanjut, walaupun tidak menutup kemungkinan OA ini bisa terjadi pada usia lebih muda.


Di sisi lain, istilah “pengapuran sendi” merupakan istilah yang cukup sering kita dengar sehari-hari. Akan tetapi, terminologi “pengapuran sendi” ini sering kali menimbulkan persepsi yang menyimpang dalam benak awam. Kata pengapuran sendi ini dalam Bahasa Indonesia sebenarnya merujuk pada osteoarthritis sendi.


Pada era keterbukaan informasi seperti saat ini, informasi-informasi seputar kesehatan sangat mudah untuk didapatkan, baik informasi yang benar maupun informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini tentunya dapat merugikan seseorang yang sedang mengalami kondisi penyakit. Begitu banyak informasi yang diterima, baik melalui internet, majalah, media sosial, bahkan sampai komentar atau pendapat awam disekitarnya. Apabila seseorang mengeluhkan kondisi nyeri lutut, dalam sekejap tiba-tiba semua orang dekat maupun kerabat segera melontarkan seribu satu pendapat dan solusi yang mereka klaim adalah yang terbaik. Segala teori baik ilmiah maupun adat kebiasaan membanjiri pikiran anda dalam sekejap mata. Dalam artikel ini penulis mengajak para pembaca untuk mengenal lebih dalam apa yang dimaksud dengan osteoarhritis (OA) lutut.


Kata pengapuran sendi mempunyai arti yang cukup membingungkan untuk orang awam. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata “pengapuran” ini adalah pengerasan karena terbentuknya garam kalsium pada jaringan daging, tulang, atau gigi. Pengapuran sendi bagi orang awam sering memberi pengertian salah bahwa ada suatu zat kapur pada sendi, padahal arti dari istilah pengapuran sendi tersebut melenceng jauh dari zat kapur pada sendi.


Pengapuran sendi lutut sebenarnya adalah suatu gangguan sendi perifer kompleks dengan faktor resiko multipel yang dinamakan sebagai osteoarthritis (OA). OA lutut merupakan jenis arthritis lutut tersering yang ditemukan (selain arthritis rheumatoid, arthritis paska trauma dan lain sebagainya). Kondisi ini terjadi paling sering pada individu berusia 50 tahun keatas, tetapi dapat juga terjadi pada usia lebih muda. Osteoarthritis diakui sebagai masalah kesehatan publik mayor. Kondisi ini merupakan salah satu penyebab utama disfungsi individu yang mengurangi kualitas hidup di seluruh dunia. Beban penyakit OA lutut diperkirakan akan meningkat, seiring dengan bertambahnya masalah obesitas dan usia.




Gambar 1. Ilustrasi sendi normal (kiri) dan sendi OA (kanan)


Pada OA lutut terjadi disintegrasi





struktur tulang rawan sendi lutut menjadi lebih lunak dan rusak, disertai pertumbuhan tulang rawan baru yang tidak sempurna, dan taji (osteophytes) disekitar sendi (gambar 1). Fakta basis molekular dari OA sudah diterima oleh ilmuwan diseluruh dunia. Walaupun kalangan medis dan ilmuwan menerima bahwa OA berhubungan dengan beban mekanik repetitif, genetik dan penuaan, penyebab pasti dari OA masih belum diketahui.


Nyeri, bengkak dan kaku sendi merupakan gejala utama pada arthritis sendi. Gejala lain juga terdapat kelemahan otot paha, deformitas bentuk tungkai (kaki O / kaki X) atau bunyi sendi saat ditekuk-luruskan akibat pergesekan permukaan sendi yang tidak rata. Kelemahan otot yang terlibat dalam fungsi sendi lutut akan memperburuk kondisi seseorang, dimana kemampuan individu untuk beranjak dari duduk, berjalan, atau naik tangga akan terganggu.


Secara garis besar, gejala OA lutut ditandai oleh perubahan struktural di “dalam” dan di “sekitar” lutut. Hal ini meliputi lapisan tulang rawan yang hilang/terkikis, pembentukan osteophytes. Hal tersebut dapat didemonstrasikan dengan pemeriksaan Xray, dimana tingkat keparahan OA lutut dinilai dari berkurangnya celah sendi (joint space loss) dan munculnya “taji” (osteophytes).



Gambar 2. Xray lutut normal (kiri) dan lutut OA (kanan)

Selain perubahan pada struktur “keras” diatas, juga terjadi perubahan pada jaringan lunak, diantaranya adalah: hiperplasia sinovium dan efusi sendi (produksi cairan sendi berlebih).

Faktor resiko mayor dari OA lutut adalah usia, obesitas, trauma sendi, beban kerja berat. Faktor-faktor resiko OA lutut dapat dikategorikan ke dalam faktor resiko sistemik (usia, jenis kelamin, genetik, dan overweight), dan faktor biomekanik lokal (cedera sendi, malalignment, dan kelemahan otot). Penuaan / usia merupakan faktor utama pada kondisi OA. Dampak obesitas terhadap OA adalah melalui penyaluran beban berlebih pada sendi sehingga menyebabkan kerusakan pada lapisan tulang rawan sendi. Obesitas bukan hanya mempengaruhi OA melalui proses mekanikal beban, melainkan juga melalui jalur metabolik.


Cedera sendi bukan merupakan hal yang dapat dianggap remeh. Cedera sendi meningkatkan resiko OA sebesar 3x pada wanita dan 5-6x pada pria. Struktur sendi yang tercedera seperti ACL (anterior cruciate ligament, meniscus/bantalan sendi) terbukti dapat meningkatkan kejadian OA dalam beberapa tahun paska trauma.


Beban aktivitas fisik dan kerja yang berat juga merupakan faktor resiko penting terhadap OA. Beban aktivitas berat dapat meningkatkan resiko OA pada individu dengan obesitas, terutama yang melibatkan posisi menekuk lutut berulang atau menumpu beban berat. Di sisi lain, aktivitas fisik sedang dan reguler seperti jogging ringan, atau aktivitas fisik rekreasional dengan intensitas sedang dapat mengurangi insidens OA lutut, dengan syarat tidak ada cedera lutut sebelumnya.


Tujuan utama dan terpenting dari tatalaksana OA lutut adalah mengendalikan nyeri dan memperbaiki fungsi sendi lutut. Penanganan OA lutut tidak selalu harus dicapai dengan operasi. Tatalaksana OA lutut harus didasarkan pada evaluasi riwayat pasien secara menyeluruh, pemeriksaan fisik paripurna, dan pemeriksaan radiologis yang sesuai. Progresivitas OA yang bersifat cenderung lambat, memberi peluang bagi klinisi untuk melakukan pendekatan tatalaksana yang algoritmik dan tertata. Formulasi tatalaksana OA bersifat individual untuk tiap orang, tiap pemberi pelayanan kesehatan harus melihat lebih dekat tiap aspek kehidupan yang bersangkutan dengan kondisi OA.

Secara garis besar, tatalaksana OA lutut dapat dibagi ke dalam 2 kelompok besar:

Non operatif

Non-farmakoterapi (edukasi, kontrol faktor mekanik, alat bantu berjalan, ice & heat)

Terapi manual (taping, electrotherapy, dll)

Latihan fisik (penguatan otot, peregangan otot)

Farmakoterapi / obat minum

Terapi simtomatis (Genicular nerve radiofrequency ablation)


Operatif

Tatalaksana operatif merupakan momok bagi masyarakat, khususnya di Indonesia. Kata “operasi” selalu dikaitkan dengan ketakutan dan horor bagi individu yang mendapat penjelasan dari pemberi layanan kesehatan. Ini merupakan salah satu penyebab mengapa awam sangat enggan untuk berkonsultasi dengan pemberi layanan kesehatan, oleh karena stigma operasi yang sangat menakutkan melekat di benak awam.

Tidak semua OA lutut membutuhkan penanganan operasi, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam hal identifikasi sumber nyeri lutut, kondisi fisik dan psikologis pasien, derajat keparahan OA lutut, dan harapan serta realita yang bisa tercapai melalui pilihan-pilihan penananganan OA lutut. Penulis ingin mengajak masyarakat untuk bersikap rasional dalam hal penanganan OA lutut. Sangat diperlukan transfer informasi yang tepat dan akurat mengenai OA lutut yang diberikan oleh pemberi layanan kesehatan yang kompeten. Hal ini diperlukan untuk menghindari informasi-informasi tidak akurat yang didapat, yang akhirnya diadopsi oleh awam dan pada akhirnya akan menyebabkan persepsi awam yang makin menyimpang.

Penanganan operatif pada OA lutut diformulasikan seakurat mungkin untuk mengidentifikasi masalah tiap individu kemudian menuangkannya dalam suatu prosedur operasi yang diperhitungkan secara matang dalam rangka mencapai tujuan akhir terapi


Gambar 3. Ilustrasi tatalaksana operatif

Joint replacement



yaitu: mengontrol nyeri dan merestorasi fungsi sendi lutut. Hal ini dapat dicapai melalui:





Join replacement

Re-alignment osteotomy & biological engineering


Kesimpulan

OA lutut merupakan masalah publik global dan merupakan penyebab disabilitas kronik pada populasi dewasa tua. Gejala OA meliputi gangguan fungsi signifikan, dan juga gejala serta tanda peradangan seperti nyeri, bengkak dan hilangnya mobilitas. Tatalaksana non-operatif telah terdokumentasi efektif dapat mengurangi nyeri dan disabilitas. Tatalaksana operasi

bila dilakukan dengan selektif dan tepat dapat mengembalikan kualitas hidup tiap individu untuk dapat berfungsi di lingkungan sosial dengan baik.


Penulis : dr. Ricky Edwin Pandapotan Hutapea, Sp.OT(K)