Parameter Antropometrik untuk Memprediksi Ukuran Hamstring Graft pada Operasi Rekonstruksi Ligamen Krusiatum Anterior

Parameter Antropometrik untuk Memprediksi Ukuran Hamstring Graft pada Operasi Rekonstruksi Ligamen Krusiatum Anterior

 

 

Meningkatnya jumlah dan jenis kegiatan olahraga disertai juga dengan meningkatnya cedera pada ligamen. Cedera akut pada ligamen meliputi sprain serta robekan, baik sebagian maupun total. Sekitar 30-50% dari cedera ligamen terjadi saat kegiatan olahraga. Cedera ligamen paling sering terjadi di daerah lutut, dan ligamen yang paling sering terdampak adalah ligamen krusiatum anterior atau ACL.

Operasi rekonstruksi saat ini menjadi pilihan utama pada kasus ruptur ligamen krusiatum anterior. Di Amerika Serikat tindakan ini dilakukan sekitar 60.000 hingga 175.000 kali tiap tahunnya. Terdapat beberapa pilihan autologous graft pada operasi rekonstruksi ligamen krusiatum anterior ini, antara lain tendon patella, tendon kuadriseps, tendon hamstring, dan tendon peroneus. Namun dari beberapa pilihan ini, tendon hamstring merupakan yang paling sering digunakan karena tingkat morbiditas pada donor site yang rendah, masalah yang timbul pada sendi patellofemoral minimal, dan gangguan yang timbul pada mekanisme ekstensi sendi lutut juga lebih rendah. Salah satu kerugian dari penggunaan graft dari tendon hamstring adalah ukuran graft yang diperoleh bervariasi dan tidak dapat diprediksi sebelum operasi. Hal ini berbeda dengan graft dari tendon patella yang ukurannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Terdapat beberapa parameter antropometrik yang kami perkirakan dapat dipergunakan untuk memprediksi ukuran graft dari tendon hamstring, yaitu tinggi badan, berat badan, dan body mass index. Kemampuan untuk memprediksi ukuran graft ini penting bagi seorang ahli bedah karena dapat menjadi panduan untuk membuat rencana pre-operatif yang lebih baik dan dapat mengurangi kebutuhan penggunaan allograft.

Dalam penelitian ini, kami melakukan observasi terhadap 20 pasien yang menjalani operasi rekonstruksi ligamen krusiatum anterior menggunakan graft dari tendon hamstring pada bulan Mei 2019 hingga Januari 2020 di RS dr. Saiful Anwar Malang. Kami lakukan pengambilan data antropometrik pasien yang meliputi tinggi badan, berat badan, dan body mass index. Diameter graft diukur intra-operatif menggunakan seizing tube (Linvatec) dengan kalibrasi 0,5 mm. Dari data-data yang diperoleh dilakukan analisis statistik menggunakan tes korelasi multivarian untuk mengetahui hubungan antara data antropometrik dengan diameter graft. Hasil analisis statistik yang dilakukan menunjukkan bahwa didapatkan hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan diameter graft hamstring, sedangkan berat badan dan body mass index tidak menunjukkan hubungan yang signifikan.

Dari hasil penelitian ini kami menyarankan untuk penggunaan tinggi badan untuk memprediksi diameter graft dari tendon hamstring. Hal ini dapat digunakan sebagai panduan dalam membuat rencana pre-operatif, mengurangi kebutuhan penggunaan allograft, mengurangi biaya operasi, serta meningkatkan kualitas hasil rekonstruksi ligamen krusiatum anterior.


dr. Anindita Eka Pramana Wijaya

dr. Krisna Yuarno Phatama, Sp.OT (K)

Malang, 30 April 2021

 

Foto 1

Judul : Tendon hamstring

Lokasi foto : Kamar operasi RS dr. Saiful Anwar Malang

Fotografer : Alifian

Keterangan : Tendon hamstring setelah dibersihkan dari lemak dan otot yang melekat.



Foto 2

Judul : Pengukuran diameter tendon hamstring

Lokasi foto : Kamar operasi RS dr. Saiful Anwar Malang

Fotografer : Alifian

Keterangan : Pengukuran diameter tendon hamstring menggunakan seizing tube (Linvatec) dengan kalibrasi 0,5 mm.