PENGARUH STERILISASI RADIASI GAMMA TERHADAP KANDUNGAN GROWTH FACTOR PADA SEDIAAN AMNION SPONGE

PENGARUH STERILISASI RADIASI GAMMA TERHADAP KANDUNGAN GROWTH FACTOR PADA SEDIAAN AMNION SPONGE

Dalam kehidupan sehari-sehari, luka pada bagian tubuh sering terjadi dan dapat menimbulkan komplikasi serius apabila tidak ditangani dengan tepat. Kejadian terjadinya luka semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kejadian kecelakaan lalu lintas dalam beberapa dekade terakhir. Perawatan luka yang biasa digunakan hingga saat ini, mempunyai kekurangan yaitu membutuhkan waktu penyembuhan yang cukup lama. Oleh karena itu hingga saat ini muncul beberapa alternatif perawatan luka yang lebih modern, salah satunya adalah amnion sponge.

Amnion sponge adalah salah satu produk turunan dari amnion. Amnion sponge adalah amnion membrane tipis dengan ukuran sekitar 250 ?m yang dicampurkan dengan gelatine sebagai pelekatnya dan diproses menggunakan metode freeze-drying di suhu ruangan. Amnion sponge mempunyai kelebihan sebagai bahan biomaterial karena mengandung berbagai faktor pertumbuhan, seperti transforming growth factor (TGF)-? dan basic fibroblast growth factor (bFGF), sehingga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka selain juga dapat berfungsi sebagai hemostat yang membuat lingkungan di sekitar luka menjadi moist dengan cara menyerap eksudat dari luka tersebut. Amnion sponge juga memiliki kelebihan lain yaitu mudah didapat, harganya yang terjangkau serta kemudahan dalam penggunaannya.

Dalam proses produksi dari suatu biomaterial, teknik sterilisasi merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam usaha untuk mencegah terjadinya penularan atau pencemaran oleh agen penyakit namun tetap diharapkan dapat mempertahankan potensi biologis dari sediaan biomaterial tersebut. Beberapa cara telah dirumuskan untuk melakukan sterilisasi pada biomaterial, yaitu dengan cara thermal dengan moist heat (autoclave) dan dry heat (oven); kimia dengan gas ethylene oxide (EO) dan peracetic acid-ethanol sterilization (PES) dalam kondisi tekanan negatif serta radiasi elektron maupun sinar gamma. Selama ini, teknik sterilisasi yang rutin dipakai di Bank Jaringan RSUD Dr. Soetomo Surabaya untuk sterilisasi produk amnion termasuk amnion sponge adalah dengan radiasi gamma sebesar 25 kGy. Namun masih belum ada data mengenai efek radiasi tersebut terhadap kandungan growth factor pada amnion sponge. Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data untuk dapat mengetahui efek dari teknik sterilisasi dengan radiasi gamma sebesar 25 kGy pada pembuatan amnion sponge terhadap kandungan dari growth factor dari amnion sponge.



Sediaan amnion sponge (foto oleh dr. Raymond Parung di Bank Jaringan RSUD Dr. Soetomo Surabaya)


Penelitian ini menggunakan desain penelitian one group pretest-posttest. Variabel bebas dari penelitian ini adalah sterilisasi radiasi gamma 25 kGy dan variabel tergantung adalah transforming growth factor (TGF)-? dan basic fibroblast growth factor (bFGF) dari amnion membrane, amnion sponge pre dan post radiasi gamma 25 kGy. Pada semua kelompok lalu dilakukan pemeriksaan kadar growth factor, yaitu transforming growth factor (TGF)-? dan basic fibroblast growth factor (bFGF).

Dari hasil pemeriksaan didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara amnion membrane dan amnion sponge pre dan post radiasi. Hal ini terjadi akibat beberapa faktor dalam proses produksinya mulai dari penyimpanan amnion membrane pada suhu yang rendah (-80?C), proses pemotongannya, proses freeze-drying dan proses sterilisasinya. Selanjutnya pada pemeriksaan antara kelompok amnion sponge sebelum dan sesudah radiasi tidak didapatkan perbedaan yang signifikan dalam penurunan kadar growth factor, baik transforming growth factor (TGF)-? maupun basic fibroblast growth factor (bFGF). Temuan ini mengindikasikan bahwa radiasi gamma 25 kGy dapat digunakan sebagai teknik sterilisasi pada sediaan amnion sponge.

 

Kata kunci: Amnion sponge, radiasi gamma, growth factor, TGF-?, bFGF



Surabaya, 25 November 2020

dr. Raymond Parung