News

PABOI MOBILE APPS

PABOI luncurkan inovasi secara digital untuk yang ditujuakn untuk seluruh anggotanya. Mobile Apps PABOI terbaru ini sudah tersedia di platform Android maupun ios.

Di dalam aplikasi ini memberikan kemudahan anggota untuk:

- Update Profile secara mandiri

- Update P2KB

- dan layanan permohonan lain secara online seperti mutasi keanggotaan, trans RS dll

- Update laporan keanggotaan

Dan Aplikasi ini wajib untuk anggota PABOI, jadi tunggu apa lagi Download Gratis Sekarang 

http://bit.ly/PABOIPlayStore

http://bit.ly/PABOIAppleStore

#APPSPABOI #aplikasipaboi #playstore #applestore #android #ios #indonesiaorthopaedicassociation #paboi #ioa #orthopaedicsurgeon #bedahtulang #dokterorthopaedi #doktertulang #dokterbedahtulang #indonesiasehat

  Feb 11, 2021

See More

RAKER PABOI PUSAT

Rapat Kerja Tahunan PABOI adalah agenda rutin untuk melakukan evaluasi kinerja organisasi selama satu tahun terakhir. 


Ada beberapa hal yang harus dilakukan perbaikan dikarenakan progress yang lambat, dampak pandemik Covid-19, ada pula yang menunjukan progress positif. 


Kami pengurus PABOI 

tetap semangat untuk mensukseskan Program Kerja PABOI 2019-2022.


#raker #paboiraker2021 #indonesiaorthopaedicassociation #paboi #ioa #orthopaedicsurgeon #bedahtulang #dokterorthopaedi #doktertulang #dokterbedahtulang #indonesiasehat

  Feb 08, 2021

See More

Sejahtera Bersama KOPOTIS

Merealisasikan dari aspirasi anggota PABOI dan juga sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga PABOI untuk menjadi organisasi yang dapat mensejahterakan anggotanya, tepat pada tanggal 29 Juni 2020 telah dilakukan Rapat Pendirian Koperasi yang diberi nama Koperasi Profesi Orthopaedi Dan Traumatologi Indonesia Sejahtera (KOPOTIS). Tanggal tersebut itulah ditetapkan sebagai hari lahir KOPOTIS sekaligus titik awal PABOI melangkah untuk lebih mandiri, tangguh dan Sejahtera.



Wacana pendirian koperasi ini sebetulnya sudah direncanakan sejak 

kepengurusan PABOI 2012-2014, tapi akhirnya dapat terealisasi pada tahun 2020 ini. Tentunya berkat semangat dan dukungan dari anggota dan pendiri koperasi yang 

totalnya sebanyak 41 orang, yang diantaranya adalah Presiden PABOI Dr. dr. Edi Mustamsir, SpOT(K) dan Presiden Terpilih Kepengurusan Periode 2022 – 2025 

Prof. Dr. dr. Ismail H.D., SpOT(K).

Keanggotaan KOPOTIS bersifat sukarela, terbuka serta pengelolaan secara demokratis. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besaran jasa usaha dan jasa simpanan masing-masing anggota. 

Pembagian SHU ini akan dilakukan atau dibagikan setiap tahun pada bulan Januari untuk periode tahun sebelumnya, dan SHU tersebut dibagikan dalam bentuk saldo/point yang akan di update secara berkala di PABOI Apps. 

Selain itu SHU ini dapat juga digunakan untuk melakukan pembayaran aktifitas di organisasi seperti COE, Webinar, Iuran PABOI, dan lainnya.

Visi:

Terwujudnya Koperasi Jasa yang mandiri, 

tangguh dan Sejahtera dengan berlandaskan amanah dalam membangun ekonomi bersama dan berkeadilan di Indonesia.


Misi:

Upaya untuk mewujudkan Visi Koperasi Jasa KOPOTIS melakukan aktifitas sebagai berikut:

1.        Mengajak seluruh potensi yang ada dalam organisasi PABOI dengan tanpa membedakan suku, ras, golongan, agama, dan jabatan, agar bersama-sama bersatu padu dan beritikad baik             dalam membangun ekonomi secara bergotong royong dalam bentuk koperasi.

2.        Menjadi wadah pengembangan usaha secara profesional dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan para anggota koperasi.

3.        Turut berkontribusi dalam peningkatan kesehatan masyarakat khususnya utuk tulang  dan sendi  melalui upaya usaha jasa koperasi.

4.        Sebagai penyeimbang system perekonomian Indonesia dalam bentuk organisasi masyarakat.

5.        Turut membantu pembangunan ekonomi dan menunjang pelaksanaan kegiatan usaha secara aktif dengan mengajak mitra usaha lainnya baik BUMN, Swasta, Perbankan                                     maupun gerakan koperasi lainnya


Bergabunglah bersama kami untuk membantu menyeimbangkan prekonomian indonesia 

klik Link di bawah untuk Registrasi 

Registrasi KOPOTIS 


  Jan 26, 2021

See More

Mamuju Story, Pertolongan Korban Gempa M...


Dilaporkan oleh Prof. Dr. dr. Idrus Paturusi, Sp.OT(K) bersama tim bencana PABOI dari Universitas Hasanudin Makassar.

Banyak pasien yang telah kami tangani, dan dalam waktu dekat kami akan bergantian dengan tim selanjutnya yaitu dari PABOI Sumatra Barat dan juga beberapa dari PABOI Cabang lain.


Semoga bencana ini segera dapat teratasi dan para korban dapat beraktivitas seperti sedia kala.


Salam PABOI

Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia

  Jan 23, 2021

See More

Bantuan Alat Kesehatan Untuk PABOI dari...

Terima kasih kami ucapkan kepada PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, Tbk. atas Donasi yang telah kami terima, untuk kemudian kami akan salurkan untuk membantu saudara kita yang terkena musibah bencana Gempa Bumi Majene-Sulawesi Barat.

.

.

#paboipeduli #majenesulawesibarat #indonesianorthopaedicpeduli #yayasanorthopaediindonesia

  Jan 21, 2021

See More

Dampak Covid terhadap layanan ORTHOPAEDI

Dampak COVID-19 terhadap pelayanan Orthopedi

Indonesia menjadi salah satu penyebaran pandemi virus COVID-19. Hingga tanggal 15 Maret 2020, tercatat 6.136 kasus positif COVID-19 dan 469 meninggal, 32 diantaranya adalah dokter. Sebagian besar dokter yang meninggal tidak bertugas di garis depan, sehingga menimbulkan pertanyaan, dimanakah mereka tertular? Apakah saat melakukan pelayanan di rawat jalan, rawat inap atau kamar operasi?. 

Terbatasnya sistem deteksi dan skrining virus COVID-19 di negara kita, menyebabkan terlambatnya diagnosis pasti virus COVID-19. Sebagian besar dokter memberikan pelayanan kesehatan tanpa persiapan alat pelindung diri, sehingga terjadi peningkatan resiko penularan kepada dokter yang bertugas.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menghimbau agar para dokter untuk mengurangi waktu praktik dan menunda operasi elektif. Kementrian Kesehatan melalui surat edarannya, juga memberikan himbauan untuk tidak melakukan praktik pribadi kecuali pasien dalam kondisi emergensi Hal ini mendasari semua bidang spesialis, termasuk spesialis orthopedi, untuk melakukan slow down dalam pelayanan, baik pelayanan rawat jalan maupun tindakan operasi elektif. Hal ini memberikan dampak langsung terhadap pasien dan rumah sakit.

Kesulitan yang dihadapi pasien yaitu berkurangnya jumlah kuota pendaftaran rawat jalan untuk konsultasi dokter secara langsung, karena sebagian dokter membatasi jumlah kunjungan mengikuti himbauan pemerintah untuk memprioritaskan kasus emergensi. Sebagian lainnya, pasien dalam antrian operasi elektif harus ditunda jadwal operasinya sampai batas waktu yang belum ditentukan. 

Tindakan operasi diutamakan hanya kasus emergensi, seperti patah tulang, pergeseran sendi, infeksi tulang dan sendi, kelemahan anggota gerak mendadak disertai gangguan buang air besar dan air kecil, serta nyeri hebat pada pada otot, tulang dan sendi yang tidak mereda dengan pemberian obat. Sebelum dilakukan tindakan operasi emergensi, bila pasien dicurigai terdapat gejala infeksi virus COVID-19 atau pernah kontak dengan pasien positif virus COVID-19. 

Prosedur skrining menggunakan rapid test dan pemeriksaan tambahan lainnya seperti rontgen thorax dan laboratorium darah lengkap wajib dilakukan. Selain itu, pasien juga memiliki resiko tertular virus COVID-19 selama keberadaannya di rumah sakit. Pasien tidak dapat dijenguk oleh sanak keluarga dan selama perawatan diharuskan menggunakan masker. 

Dokter berusia diatas 60 tahun dan memiliki riwayat penyakit penyerta dihimbau untuk bekerja di rumah dengan menggunakan fasilitas telemedicine. Namun fasilitas ini masih belum meluas dan membutuhkan pembelajaran bagi pengguna baru. Dokter yang tetap melakukan pelayanan emergensi baik di IGD, ICU maupun kamar operasi wajib menggunakan APD yang lengkap sesuai standar Kemenkes, namun tidak semua rumah sakit menyediakannya 

Penurunan jumlah pelayanan rawat jalan dan operasi berpengaruh terhadap operasional rumah sakit. Rumah sakit  berada dalam sebuah dilema karena penurunan volume pelayanan kesehatan, terutama tindakan operasi elektif dan rawat inap, memberikan efek negatif untuk keuangan rumah sakit. Selain itu, kewajiban menyediakan APD standar bagi tenaga kesehatan yang bertugas juga membebani rumah sakit. 

Dalam hal ini partisipasi masyarakat sangat membantu. Beberapa organisasi dan swadaya masyarakat telah memberikan APD yang dapat digunakan walaupun beberapa belum memenuhi standar WHO.

Semoga COVID-19 cepat berlalu sehingga pelayanan orthopedi dapat kembali ke dalam ritmenya. 

Ditulis oleh: dr. M. Hardian Basuki, Sp.OT(K)



  Jan 20, 2021

See More